Mendengar kata “jogja” pikiran kita
akan melayang pada kota yang identik dengan kota pendidikan dan kota budaya.Sebagai
kota Budaya,Jogjakarta sangat sering mengadakan ajang budaya yang tidak hanya menampilkan kebudayaan Jogjakarta
tetapi memberikan panggung kepada daerah – daerah lain untuk memperkenalkan
budaya dan tradisinya.
Ikatan Persaudaraan Pelajar
Mahasiswa – Banggai kepulauan “Kenendeke”(IPPMB Kenendeke) merupakan wadah
organisasi mahasiswa daerah Bangkep di
Jogjakarta yang beranggotakan sekitar 80 mahasiswa.Mewakili Ikatan Pelajar
Mahasiswa Sulawesi Tengah ikut serta meramaikan Gelar budaya dan Panggung
Rakyat “bulan Bung Karno” selasa malam tanggal 19 juni 2012 di pelataran Gedung
Agung Yogyakarta.Gelar budaya yang diselenggarakan oleh Ikatan Pelajar
Mahasiswa Daerah Se – Indonesia yang di ikuti 13 IKPM Daerah di antaranya
Aceh,jawa tengah,Kep.riau,NTB,Sul-teng,Sul-sel,Kal-Bar,Kal-Tim,NTT,Jawa
Barat,Lampung,Bali dan Papua.Ribuan pasang mata Masyarakat Jogjakarta,wisatawan
asing dan lokal serta mahasiswa daerah se-Indonesia sangat antusias menyaksikan
gelar budaya sehingga memacetkan jalan Malioboro.
IPPMB Kenendeke telah melakukan
langkah maju dengan ikut ambil bagian dalam Gelar Budaya.Pertunjukan ini adalah yang pertama kalinya di lakukan oleh
mahasiswa(i) banggai kepulauan di Jogjakarta.mahasiswa(i) Bangkep menampilkan tarian
Balatindak (tarian perang),secara historis Balantindak adalah tradisi
kerajaan Banggai dalam melakukan perekrutan seorang Talenga/panglima perang
dengan melakukan sayembara adu ketangkasan bertarung.Kini keberanian dan
ketangkasan para panglima perang diabadikan dalam tarian Balatindak hingga
sekarang tarian Balatindak di pertunjukan pada setiap tamu agung kerajaan yang
berkunjung ke kerajaan Banggai.penampilan kedua di lakoni oleh para mahasiswi
bangkep dengan menampilkan tarian boine merupakan tarian yang
menceritakan kesedihan putri kerajaan menjalin cinta kasih dengan seorang
pemuda biasa,tarian salendeng tentang kegembiraan kepada tamu kerajaan dan tarian
tolonikon tentang kebahagiaan rakyat dan kerajaan.Tak lupa pula
lantunan lagu “Banggai Tano Monondok”mengiringi tarian penutup.Pertunjukan ini
berlangsung dengan meriah,Ribuan pasang mata bahkan tak berkedip saat
menyaksikan tarian balatindak di mainkan oleh mahasiswa Bangkep.Pertunjukan ini
di sutradarai oleh Abd.Jalil Mangalia (Ketua IPPMB “kenendeke” Jogjakarta)
dengan komposisi pemain musik : Jalil mangalia,Amran,Ihwan
Lanangu,Ravel,Yoyo Salotan.Penari : Arivanti
Muin,Megawati,Naila,Nurlaila Djibran.Balantindak : Adi Alapi,Nasir Alapi,Muchtar,Hendrik dan Fadli.
IPPMB
“Kenendeke” melakukan persiapan latihan 1 bulan lebih,dengan peralatan music
dan kostum seadanya.Semangat Mahasiswa Bangkep di Jogjakarta untuk memperkenalkan
Budaya dan Tradisi Banggai dimata Indonesia tidak bisa di ragukan
lagi.Kebudayaan sejatinya merupakan kristalisasi pemikiran manusia dari hasil
adaptasi, interaksi, pencarian, penjelajajahan, imajinasi, permenungan bahkan
kadang-kadang penemuan coba-coba terhadap alam, hubungan sesama manusia, dunia
abstrak serta dunia transedensi, kebudayaan diciptakan oleh manusia-manusia
kreatif untuk mengatasi, menjelaskan dan menyelesaikan persoalan-persoalan
hidupnya berkenaan dengan dunia dimana manusia itu berada. Artinya, sebuah
kebudayaan mestinya menjadi sesuatu yang sangat dekat dengan dunia lahir bathin
pemiliknya karena ia terbit dan berakar dari persoalan-persoalan setempat. Jika
sebuah kebudayaan mampu bertahan dalam rentang waktu yang panjang, niscaya ia
memberikan suatu yang dibutuhkan oleh manusia pemiliknya dan sebaliknya
kebudayaan tanpa akar yang kokoh hanya akan menjadikan kebingungan dan
keterasingan.Budaya dan Tradisi juga merupakan warisan yang diturunkan tanpa
surat wasiat.Penting kemudian kita masyarakat banggai khususnya mahasiswa
Bangkep untuk terus menjaga nilai – nilai budaya dan tradisi Banggai yang
memiliki peradaban yang kokoh pada masanya.Agar kita tidak menjadi masyarakat
tanpa identitas. Apabila suatu kesenian sudah hilang spiritnya, tinggal batang
tubuhnya saja, maka suatu kesenian ibarat pria impoten atau wanita vrigid ,
diam tak bergairah.Mungkin tinggal arang untuk pentas-pentas, dengan pelbagai
kostum dan make upnya, tetapi tanpa pijar yang merupakan sumber tenaga kesenian
itu. Dia tidak bisa tegang lagi, tanpa rangsang hidup yang sanggup
membangkitkan nyali .Sesungguhnya yang ada hanya ampas kesenian, bukan kesenian
yang sesungguhnya. (Linus Suryadi AG,1982).
Pemerintah
Daerah Banggai Kepulauan harus melihat semangat menggelorakan nilai – nilai dan
spirit kebudayaan sebagai benang merah mencapai kesejahteraan masyarakat
Bangkep.Pemda Bangkep khususnya sebagai penyelengara Tata Pemerintahan adalah
actor utama untuk melakukan perhatian yang termanifestasi dalam program –
program pemerintah daerah untuk melestarikan kekayaan Budaya dan tradisi
Banggai.Sehingga nilai budaya dan tradisi dapat melekat dalam sanubari anak
daerah sebagai bekal dalam menjawab tantangan kehidupan.
Terima kasih kepada seluruh mahasiswa Sulawesi tengah khususnya mahasiswa
Bangkep di Jogjakarta yang ikut berkontribusi terhadap kelancaran pertujukan
budaya,tetap semangat...!
“sekarang
atau tidak sama sekal”i….!
Salam budaya….
By.Arry
N lamondjong (Humas IPPMB “Kenendeke)
Mantap brow...
BalasHapus